Enam Negara Pasifik Angkat Kearifan Lokal Menghadapi Bencana Alam di DIY

- Diklat Multimedia Kerjasama Kemenlu RI dan STMM
 
YOGYAKARTA – Lima belas peserta dari enam negara wilayah pasifik mengikuti pelatihan “Multimedia Training Course for Pacific Countries” di kampus Sekolah Tinggi Multimedia (STMM) Yogyakarta, 9-19 Agustus 2017. Mereka berasal dari Fiji, Nauru, Papua Nugini, Solomon Islands, dan Timor Leste termasuk 4 (empat) peserta dari Indonesia. 
Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri bersama STMM ini menekankan pendekatan komprehensif, multidisiplin, untuk mendorong inovasi pemberitaan. Pelatihan mengangkat topik kearifan lokal dalam menghadapi bencana alam. Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya menjadi wilayah yang tepat untuk simulasi produksi berita bagi peserta. Pasalnya, provinsi ini pernah mengalami dan berpotensi terkena bencana alam, seperti erupsi Merapi, gempa, tanah longsor hingga banjir. 
“Perkembangan dunia informasi teknologi telah membuka peluang terwujudnya sebuah keniscayaan. Perkembangannya bahkan telah memungkinkan terjadinya berbagai inovasi yang dapat digunakan untuk mendorong pembangunan dan kerja sama. Oleh karena itu pelatihan diharapkan dapat lebih mendorong kerja sama tersebut bagi kepentingan bersama,” ujar Duta Besar Ronny P. Yuliantoro, mewakili Kementerian Luar Negeri saat memberi sambutan pada pembukaan di Auditorium STMM, Rabu (09/08).
Yuliantoro juga menegaskan komitmen Pemerintah RI untuk bekerja sama dalam pembangunan, termasuk di bidang multimedia. Diharapkan melalui pelatihan para peserta akan dapat saling berbagi ilmu dan pengalaman mereka di bidang multimedia.
Acara pembukaan juga dihadiri oleh Kabadan Litbang SDM Kemenkominfo, Dr Basuki Yusuf Iskandar MA, dan Plt Ketua STMM Prof Dr Gati Gayatri MA. 

Ubah Mindset
Basuki, mengingatkan bahwa perkembangan teknologi informatika saat ini menuntut perubahan mindset para wartawan dalam melakukan tugasnya. Media konvensional saat ini harus bekerja keras bersaing dengan keberadaan media daring yang menawarkan kecepatan dan jangkauan yang lebih luas. Melalui pelatihan diharapkan peserta mampu menyiasati perkembangan tersebut dengan baik.
Sementara itu Gati mengungkapkan pelatihan akan meningkatkan kemampuan para peserta dalam menulis berita, mengoperasikan kamera, dan melakukan editing non-linier. Peserta diharapkan akan dapat memproduksi soft news dalam bentuk audio-video dan diunggah secara daring serta membangun website untuk mendiseminasikan berita,” kata Gati. 
Program serupa pernah diselenggarakan pada tahun 2016 lalu bekerja sama dengan STMM yang dihadiri oleh peserta dari Asia, Pasifik, dan Afrika. Pelatihan ini menambah jumlah program pembangunan kapasitas yang telah dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga atau pihak swasta. Dalam kurun 2014-2017 (April 2017) setidaknya telah diselenggarakan 50 program pelatihan yang diikuti oleh para peserta asal Pasifik seperti Australia, Cook Islands, asal Fiji, Kiribati, Marshal Islands, Nauru, Palau, PNG, Selandia Baru, Solomon Islands, Tonga,  Tuvalu, Vanuatu, dan New Caledonia. (Sony Way-Etty Utami W)