PUBLIC ANMOUNCER RADIO’S DAY Ke – 6 ,  MMTC RADIO GELAR “RETRO -  RETURN TO RADIO”

Public Announcer Radio’s Day#6 atau PARD#6 merupakan sebuah kegiatan yang berkaitan dengan dunia penyiaran, yang diselenggarakan untuk memperingati hari jadi MMTC Radio ke - 17. Public Announcer Radio’s Day diselenggarakan untuk ke enam kalinya setelah sukses di tahun 2017 lalu. Public Announcer kali ini bertema RETRO : Return to Radio ,hal ini dilatar belakangi trend Radio saat ini hanya sebagai  salah satu media komunikasi untuk menyampaikan informasi. Karena seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan radio semakin menurun. Masyarakat banyak beralih ke media digital. Dari peristiwa tersebut PARD#6 dengan tagline RETRO : Return to Radio, hadir untuk mengangkat kembali keberadaan radio sebagai salah satu media yang potensial dalam  penyampaian informasi dan tetap memiliki daya tarik apabila kreatif dalam pengelolaanya. 
 Acara PARD#6 berlangsung selama 2 hari, mulai  9 – 10 November 2018 dan  bertempat di kampus Sekolah Tinggi Multi Media. Rangkaian kegiatan yang diadakan  diawali dengan lomba penyiar radio antar SLA sederajat dan umum. Lomba ini diikuti 120 orang oleh para peserta dari berbagai kota antara lain, Surakarta, Semarang, Malang, Pekalongan dan Purwokerto. Dalam lomba tersebut, terpilih para juara, sebagai berikut :
Juara Kategori Pelajar SMA / SMK sederajat :
1. Elsa Ghitahasya S. SMA Internasional Budi Mulia Dua
2. Meitiara Cahya N. SMAN 1 Temanggung
3. Meirina Ayu Kurniasari SMKN 2 Depok
Juara Kategori Umum dan Mahasiswa :
1. Bertha Virginia Yosmar Universitas Atma Jaya Yogyakarta
2. Edita Natalia N.S Universitas Negeri Yogyakarta
3. Pienkan Naura Fasria MMTC Yogyakarta
 Pada hari kedua, acara Seminar Nasional PARD#6  menghadirkan Ghofar Hilman seorang young entrepreneur yang berlatar belakang dari dunia radio.  Ghofar sebelumnya, adalah penyiar radio Hardrock FM Jakarta dan sekaligus pemilik bisnis Lawless Jakarta. Beberapa tips yang penting dan  layak diikuti untuk menjadi seorang penyiar yang sukses, yakni :  
1. Faham dengan apa yang audience sukai ; 
2. Sadar akan Self Branding , yaitu  cara mengemas media sosial agar sesuai dengan karakternya ; 
3. Peka terhadap  situasi  yang menjadi trend ;
4. Konsisten terhadap pilihan yang profesi yang diambil, karena konsistensi menghasilkan eksistensi.
Malam puncak Public Announcer Radio’s Day#6 atau Night of PARD#6 dimeriahkan beberapa penampilan performances dari Unit Kegiatan Mahasiswa Sekolah Tinggi Multi Media , Symphonima, Famila Voice, MMTC Dance Crew, dan Rai Gedhek Teater. Dan, acara ditutup dengan beberapa penampilan band Indie, yaitu Rubah di Selatan, Jono Terbakar dan juga Bagus Iswara. 
Rubah di Selatan merupakan grup musik beraliran folk asal kota Yogyakarta, karya musik. mereka memiliki tema yang mengedepankan budaya Indonesia jaman dulu. Pada karya musiknya mereka banyak menggunanakan alat musik tradisional seperti Saluang (khas Sumatera Barat), Karinding (khas Jawa Barat) dan lain-lain. Ada dua judul lagu yang mereka bawakan saat Night of PARD#6 semalam,  yaitu “Leaving Anthera” dan satunya lagi yang berjudul “Mata Air Mata” mengisahkan mengenai selokan Mataram dan lagu tersebut dijadikan soundtrack film dokumenter berjudul “Kanal Yoshiro”.
Sedangkan Jono Terbakar dikenal sebagai  group band “happy-mental”  dari Yogyakarta, lagu – lagunya sederhana namun sarat makna.  (Jaisa Eka – Lila Ag.)