Menkominfo : Era Disrupsi, STMM Harus Siapkan SDM Berkecakapan Digital

YOGYAKARTA –  Tantangan global saat ini adalah terjadinya disrupsi teknologi digital. Industri-industri besar yang berkembang pesat adalah perusahaan yang berbasis teknologi dan digital. Oleh karenanya dibutuhkan SDM dengan keterampilan baru untuk beradaptasi dan maju menghadapi perubahan tersebut. Sayangnya, kebutuhan SDM, terutama di Indonesia ke arah itu masih sangat kurang. Hal ini menjadi salah satu tugas STMM sebagai insititusi pendidikan yang menghasilkan SDM yang adaptif dan inovatif bidang teknologi dan digital.

Tantangan saat ini adalah  disrupsi teknologi digital, terciptanya borderless world. Kita memasukai era yurisdiksi Negara. Turut menciptakan kompetisi Negara yang semakin ketat, dan menuntut adaptasi,  ketangkasan, kecepatan, fleksibilitas serta inovasi.

“Perubahan terlah terjadi di berbagai bidang dan pergerakannya pun semakin dipercepat dengan songsong revolusi industry 4.0. Situasi membentuk konstelasi baru  dimana disrtupsi teknologi digital berlangsung dengan cepat” demikian disampaikan Menteri KOmunikasi dan Informatika RI, Johny G Plate pada Orasi Ilmiah Wisuda Daring Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta, Rabu 21 Oktober 2020.

Johny melanjutkan, pertumbuhan yang cepat dari big four atau empat perusahaan besar dunia : Amazon, Google, Facebook, Apple  tidak hanya memberikan dampak terhadap pertumbuhan dunia digital serta menggeser tatana di dunia digital dan perilaku masyarakat namun juga membuktikan bahwa teknologi mampu mengubah peta perekonomian yang dulu berfokus pada industry konvensional menuju industry berbasis teknologi dan digital.

Perubahan tersebut, menurut Johny  kemudian menggeser berbagai skill set yang dibutuhkan industri, termasuk industri tradisional yang kini meningkatkan kebutuhan SDMnya dengan kecakapan digital guna pemanfaatn teknologi secara optimal.

“Atau dengan kata lain dibutuhkan tenaga kerja hybrid, yang tidak hanya terampil dalam bidang spesialisasinya saja, tetapi juga cakap dalma bidang TIK,” kata Johny.

Namun demikian survey yang dilakukan Price Waterhouse Cooper 2019 kesenjangan antara ketersediaan sumber daya dan kebutuhan skill set menjadi tantangan bagi perusahan teknologi saat ini. Kesenjangan tersebut ditandai dengan terjadinya penngkatan kekhawatiran industri global terhadap kebutuhan talenta yang mereka butuhkan. Dalam hal ini tentunya digital talent (talenta digital). Disrupsi digital ini industri membutuhkan pekerja di bidang artificial intelligent , big data, dan cyber security. “Sejauh ini ada tiga Negara yang memiliki supply SDM dengan talenta digital tersebut, India, Tiongkok, Australia,” jelas Johny.

Solusi SDM Indonesia

Solusinya, menurut Johny adalah upscaling dan rescaling SDM dengan berbagai kecakapan digital yang dibutuhkan. Potensi SDM Indonesia sangat besar ditambah bonus demografi yang akan terjadi 10-20 tahun ke depan. Meski revolusi industry 4,0 memunculkan kekahawatiran baru namun era ini memiliki beberapa dampak positif. Utamanya penciptaan lapangan kerja baru melalui model integrasi otomatisasi teknologi dan self learning software serta pemanfaatn data untuk mendapatkan keuntungan atau nilai tambah. “Banyak yang mengatakan Robot will take a job but robot belong to create another job for human,” ujarnya  

Institusi pendidikan juga berperan penting termasuk dalam hal ini tentunya STMM Yogyakarta,. Disrupsi teknologi ini harus kita gunakan sebagai lompatan besar dalam pendidikan sehingga dapat merespon kebutuhan talenta digital yang ada. “Bahkan di saat pandemi presiden terus mendorong bahwa COVID 19 harus menjadi titik loncatan baru untuk rebooting engine ekonomi kita, engine pendidikan kita, engine tranfromasi digital yang dipercepat menuju Indonesia towards digital nation,” tutur Johny.

Perkembangan teknologi tidak akan berhenti, hanya orang orang yang mampu beradaptasi, curious, akan menuai keuntungan di masa depan.

“Kami berharap para wisudawan bersedia menunjukkan komitmennya. KOmitmen yang tinggi untuk selalu mencari, mempelajari hal baru, dan adaptif terhadap perkembangan zamannya. Mari bergandengan tangan dan bersinergi untuk merealisasikan visi besar Indonesia maju di era revolusi industry 4.0. Bangsa Indonesia memanggil wisudawan, masyarakat menunggu karya nyata, masuk ke lapangan kerja baru baik sebagai profesioal, investor, maupun inventor,” pungkas Johny. (Sony Way).