Focus Group Discussion Pengembangan Sekolah Tinggi Multi Media 2021-2024


Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng., Institut Teknologi Bandung (dok: Ardian)


Yogyakarta (13/2). Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) terus berupaya melakukan tranformasi digital sesuai dengan kebutuhan jaman di era revolusi industry 4.0. Sebagai upaya mewujudkan STMM sebagai The Center of Excellence, STMM menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) pada Sabtu 13 Februari 2021. FGD dengan tema  pengembangan Sekolah Tinggi Multi Media 2021-2024 dilakukan untuk menyaring pendapat dan masukan dalam rangka pengembangan STMM.

Beberapa narasumber yang dihadirkan dalam acara ini adalah Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng. dan Prof. Dr. Ismunandar dari Institut Teknologi Bandung, Prof. Ir. Zainal Arifin Hasibuan, MLS., Ph.D. dari Universitas Indonesia, Dr. Ir. Hardijanto Saroso, M.MT., M.M., dari Universitas Bina Nusantara dan Dr. Eng. Son Kuswadi, dari Politeknik Negeri Banyuwangi.

Pada kesempatan pertama, Suhono Harso Supangkat, menyampaikan bahwa dimasa mendatang banyak perusahaan menerapkan The Future of Employment and Labour yaitu perusahaan hanya akan mempekerjakan sedikit karyawan diikuti perubahan sifat pekerjaan, dalam arti semuanya akan tergantikan oleh sistem yang terintegrasi dan robot dan hal ini menjadi tantangan bagi STMM.

“Maka Sekolah Tinggi Multi Media mendapat tantangan untuk bisa menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan untuk masa depan”, tambah Suhono.

Menurut Suhono, sedikitnya terdapat sebelas kemampuan yang dibutuhkan di masa depan yaitu Self-awareness dan Self-asssesment, Emotional Intelligence, Social Intelligence, Interpersonal Intelligence, Empathy dan Active Listening, Cultural Flexibility, Perseverance dan Passion, A focus on the common good, Mindfulness dan Mediation, Physical Training, dan Storytelling.


Dr. Ir. Hardijanto Saroso, M.MT., M.M., Universitas Bina Nusantara. (dok: Ardian)

Sementara Hardijanto Saroso mengatakan bahwa kebutuhan Sekolah Tinggi Multi Media dalam upaya melakukan pengembangan perlu memperhatikan tren pendidikan dan tren industri serta meningkatkan kemampuan peserta didik di masa depan. 

“Salah satu keuntungannya adalah karena peserta didik yang ada sekarang rata-rata lahir di era digital maka diharapkan dalam menguasai teknologi akan lebih mudah”, menurut Hardijanto Saroso

Penting untuk terus selalu membangun networking dan collaboration, meningkatkan industrial engagement, turut menyelenggarakan program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar. Sedangkan dalam kegiatan belajar mengajar, Sekolah Tinggi Multi Media perlu menghadirkan Dosen Tamu, mengadakan pertukaran pelajar (Student exchange), join project, collaborative teaching dan meningkatkan internship baik bagi Dosen maupun mahasiswa,  tambah Hardijanto.

Sementara dalam acara tersebut, Son Kuswadi mengatakan bahwa condition for success dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan STMM,  dengan menerapkan konsep Research, Innovation and Enterprise Framework (RIE) dan Academic Quality Assurance Framework (AQAF). 

Menurut Son Kuswadi, untuk memenuhi lulusan yang dibutuhkan industri di masa yang akan datang, maka STMM perlu mengubah konsep kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan lingkungan seperti kondisi sebenarnya di lapangan pekerjaan.

Beberapa masukan juga disampaikan oleh Zainal Arifin Hasibuan diantaranya perlu  memperkuat kembali dasar ilmu komunikasi dan sistem informasi, meningkatkan skill memproses data-data terutama big data, artificial intelligence, blockchain, augmented reality, disisi lain juga tetap mempertahankan budaya dan tradisional serta  menjadi kampus yang dapat memberi solusi kepada bangsa dan berbagai permasalahan masyarakat terutama terkait informasi multimedia. 

Pada kesempatan terakhir, Ismunandar berharap STMM dapat menjadi tempat bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman merdeka belajar di instansi yang melatih e-Government, sehingga relevan dengan program Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam mewujudkan Kampus Merdeka Belajar. (Ardian/Ayu.dy)