Era Digital dan Big Data : Mahasiswa Jurnalistik dituntut belajar Jurnalisme Data dan Fact-Checking


Irma Garnesia, Fact-checker Tirto.id. (Foto: Tangkap Layar Ayudy)

Yogyakarta (9/9). Era digital dan big data menyajikan data yang sangat besar. Banyak informasi dapat diperoleh dari big data sebagai sumber berita yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat. Mahasiswa calon jurnalis di era digital saat ini ditantang dan dituntut untuk belajar Jurnalisme Data dan Fact-Checking. 

 “Jangan takut dulu dengan tools yang digunakan untuk jurnalisme data, tapi coba dulu. Bisa jadi kita salah namun kita bisa belajar”, demikian disampaikan oleh Irma Garnesia, fact-checker Tirto.id saat memberikan semangat kepada mahasiswa jurnalistik Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta pada Sharing Session perkuliahan Jurnalisme Data secara daring, Kamis 9 September 2021.

Menurut Irma, untuk menjadi jurnalis data tidak perlu takut dengan berbagai tools mengolah dan memvisualisasi data, karena jurnalis data bekerja bersama tim.
“Jadi jika lemah dalam mengoperasikan tool, jangan lupa bahwa yang paling penting adalah laporan berita itu, sehingga kemampuan menulis dan melaporkan berita juga sama pentingnya”, tambah Irma.

 

Sharing Session Perkuliahan Jurnalisme Data. Foto: Tangkap Layar Puja

Dalam perkuliahan tersebut Irma menjelaskan tentang  pendekatan yang digunakaan dalam jurnalisme data yang perlu dipahami bagi calon jurnalis data. Menurutnya junalis data perlu memahami pendekatan yang tepat untuk melaporkan dalam jurnalisme data, karena  saat ini masih ada media yang mengklaim telah melakukan jurnalisme data namun  tidak menggunakan pendekatan jurnalisme data. 

Irma mengatakan, memang tidak mudah melakukan  jurnalisme data karena perlu memahami data digital yang ada. Jurnaslis data harus mengecek data dan menyajikan data yang benar, jangan asal menyuguhkan data.
“Jangan asal menyuguhkan data, namun jika kita menemukan data yang belum lengkap atau janggal maka perlu lakukan konfirmasi data kepada pihak sumber data”, kata Irma

 
Sharing Session Perkuliahan Jurnalisme Data. Foto: Tangkap Layar Puja

Dalam perkuliahan tersebut Irma juga menjelaskan tentang fact-checking. Menurutnya fact-cheching penting dilakukan di era digital saat ini untuk mengungkap berita atau informasi yang salah.
 
“Jurnalis perlu melakukan fact-checking untuk memberikan berita dan informasi yang benar terhadap banyaknya berita yang false atau keliru, sebagian data salah, kurang tepat atau berita hoaks. Bisa jadi berita salah tempat, salah gambar atau data peristiwa yang tidak sesuai atau false”, papar Irma

Host sekaligus dosen pengampu mata kuliah Jurnalisme Data, Diyah Ayu mengatakan memang tidak mudah belajar jurnalisme data dan hal ini menjadi tantangan, bahkan para jurnalis profesional pun perlu waktu untuk belajar jurnalisme data. 

“Dengan memasukkan materi jurnalisme data pada kurikulum perkuliahan dan menghadirkan praktisi dalam perkuliahan diharapkan dapat mengenalkan dan mempersiapkan mahasiswa dan lulusan khususnya prodi jurnalistik dalan menghadapi tantangan dan kebutuhan kompetensi jurnalis di era digital”, tambah Diyah Ayu. (Ayudy)